Tuesday, 16 July 2013

Kenangan Penting bagi Dina Muhriani


Tepatnya Sabtu 13 Juli 2013, saya mengikuti acara peluncuran diskusi buku WASIAT Cinta di Gedung Graha Pena Lt. 4 Pukul 15:30-18:00 di jadwal walaupun agak ngaret mulainya dan agak ngaret selesainya, walaupun saya dan Dina sih yang ngaret sampainya, hehe. Perjuangan untuk sampai di tempat itu, nyaris saja tak jadi, sebab hujan tengah datang membasahi bumi yang kujejaki, bersama teman kampus ku Dina Muhriani misinya dia sih lain daripada diriku datang ke acara ini, kalo Dina sih tujuannya datang menghormati undangan seseorang yang spesial, ahahaha, kalo saya sih jelas mau kesana untuk kepentingan ingin tahu seperti apa karya penyair Makassar dan terkesan dengan salah satu dosen saya, haha, benar saja ilmu yang dia punya memang hebat, sehingga ilmunya bisa aku bawa pulang. 
Gambar 1.Pembicara yang tampil di acara itu, Badaruddin Amir, Muhary Wahyu Nurba, Dr. Ahyar Anwar, dan Hendragunawan S. Thayf

Sungguh pengalaman yang sangat tak terlupakan, liat saja buku Wasiat Cinta, buku kumpulan puisi, yang dihasilkan dengan memberi wasiat bagi pembacanya, sangat terkesan, belum selesai melahap buku ini, tetapi sudah terkesan dengan berbagai bait-bait puisi beberapa penulis, kagum. wahh benar saja. Apalagi acara ini diselenggarakan ketika bulan puasa, ehh tak menyangka ternyata panitia menyediakan lahapan untuk berbuka puasa, padahal saya dan Dina sudah siap uang untuk membeli makanan, saya pikir saya akan keluar ke tempat makan untuk berbuka, ternyata salah kaprah, apalagi acara ini gratis. Wah menyesal deh yang tidak datang.
Gambar 2. Buku Wasiat Cinta berisi karya Mimbar Penyair Makassar.

Cerita keseruan lainnya ketika Dina membeli salah satu buku Wasiat Cinta untuk teman saya yang memesan buku padanya, harga asli buku itu 80 ribu, tetapi di acara itu diskon 25% jadi harganya tinggal 60 ribu, ehh uangnya Dina 100 ribu, kak Muhary waktu itu tidak ada uang kecil, sambil teriak-teriak ke orang-orang lain nanya ada yg punya uang kecil, ehh saat itu lagi nunggu uang kembalian malah Kak Muhary malah nawarin sy juga jadi 2 buku 100 ribu, yah tanpa rencana sy beli deh buku itu, gara-gara ndag ada uang kecil, meski harus gila sendiri beli buku yang tak direncanakan harus dibeli, eh melayanglah uang 50 ribu, yah itu sekedar penyesalan sejenak saja,tapi setelah menengok isi bukunya, wah bukunya seperti menghipnotisku untuk membacanya, apalagi isinya memang membawa pada kesan-kesan yang berbeda seperti judulnya memberi wasiat cinta untuk penikmat buku ini apalagi yang sedang menjelajahi dunia cinta yang pasti bukan saya tetapi yah bisa dibilang Dina lah yang sedang menjelajahinya.
    Kembali lagi, setelah buku itu ada di genggaman saya, eh Dina dengan meminta saya untuk minta tanda tangan salah seorang penulis idolanya, haha, eh malah buku ku yg jd korban, kacau banget kejadian itu, sampai beberapa menit,baru bisa negur itu penulis, karena Dina malu-malu, terlebih saya yg tak punya kepentingan apapun, sedikit kenangan ia simpan di bukuku yah terspesial untuk Dina, meski hanya tulisan2 yang saya tahu Dina mengharapkannya,, hahah dina itu salah sendiri, tak apa Dina yg penting kenangan itu akan mengingatkanku padamu, suatu hari nanti saya dan Dina ketika bertemu lagi. Tentu hanya saya dan Dina yg merasakan situasi itu, terlebih lagi harus duduk di depan seperti tamu VVIP saja, haha padahal saya dan Dina bukan siapa-siapa, gara-gara disilakan duduk di depan oleh dosen saya sekaligus pembicara di acara itu ketika baru saja tiba mencari tempat duduk, jadi yah malu-malu sendiri. Meski begitu wah acara yg takkan terlupa, dan memberi kenangan terindah terutama buat Dina, buktinya sampai-sampai repot-repot berterima kasih ke saya lewat grup sasindo UNM 2012. yah terima kasih kembali dari saya.
Gambar 3.Tampak saya berjilbab merah bermotif batik tengah serius mendengar penjelasan pembicara, dan Dina di sebelah kananku memakai jilbab merah dengan bros bunga-bunga, entah bunga itu simbol apa, mungkin dia lagi berbunga-bunga, tapi satu hal saya yakini Dina kesal karena ada foto seseorang yang tak nampak wajahnya, tak apa yg penting Dina sudah bertemu orangnya langsung dan tentu sempat menegurnya, hehehe. beberapa penulis muda hadir di acara itu, dan tamu-tamu yang datang. 

Jangan tanyakan lagi kesanku terhadap momen itu, karena aku langsung saja dapat mengatakan keriangan yang hadir di dalamnya, tentu saja Dina jauh lebih memahaminya. Aku bisa menangkap dari sorot matanya. Hahahaha

Makassar, Senin 15 Juli 2013
Pukul 9:20 selesai aku menulis kisah ini
*Ditulis di ruang tamu rumahku sembari menikmati rintik-rintik hujan
mengisi waktuku yang tengah berpuasa.