Wednesday, 31 December 2014

Catatan Akhir Tahun 2014



Puing-puing Kenangan di Tahun 2014
Tahun yang aku syukuri, orang tuaku telah teramat membuatku belajar tentang arti kehidupan sesungguhnya. Love you mama bapak
-
Tahun ini tahun yang tak bisa kuurai dengan kata-kata yang dapat seutuhnya mewakili kenangan itu. Jika pun aku ditanya tentang kesanku tahun ini, mungkin aku bisa menyatakan sebagai tahun kepedihan dan kehilangan. lalu tentang rindu yang tak kunjung bersua.
Momen momen di tahun ini mungkin hanya secuil yang bisa aku tuliskan dari berbagai macam cerita yang terjadi
-
Di Januari yang indah. Momen kebersamaan dgn nak Sasindo UNM 2012 saat di Toraja, mengalirkan kenangan yang tak terlupakan. Tentang kebrsamaan kami. Masih teringat ketika heboh di penginapan, kamar sebelah yang gelisah menuju ke kamar kami karena ketakutan akibat suara-suara yang memang mengagetkan di tengah malam. Akupun sempat terbangun tetapi tetap berusaha menenangkan diri.
-
Ketika ikut serta dalam rewriting I La Galigo yang mengharuskanku untuk menulis karya sastra, yah walau pada awalnya di tahun ini ada target untuk tidak menulis karya lalu harusnya lebih banyak berkutat dengan buku tetapi ternyata sebuah proyek besar itu tak bisa kuhindari. Lagi-lagi hidup penuh pilihan, dan saya memilih untuk ikut dan harus menulis, lagipula aku tertarik dengan serpihan kisah-kisah dalam I La Galigo itu, pada akhirnya karyaku hanyalah seperti sebuah hari pembangkitan, lebih tepatnya bangkitnya kenangan yang secara utuh dahulu kututup rapat, di tulisan-tulisan itulah terwakililah segalanya, dan aku tidak pernah menyesal ikut serta karena disana aku belajar tentang kesabaran, pengorbanan, dan kenangan. Yang terpenting aku belajar bahwa kenangan adalah lukisan indah Sang Maha Kuasa untuk suatu saat kau cerita pada dunia dan dunia akan dengan tangan terbuka menerimanya maka MENULISLAH!
-
Tepat di bulan ulang tahunku MEI, kado yang diberikan teman-temanku terutama si Dina yang dengan sengaja menipuku bahwa ia tak ke kampus, ternyata tiba-tiba muncul membawa kue dibarengi bertuliskan dua nama yang berbeda sehari dengan hari ultahku. Pintar anak ini menipu.  Tapi terima kasih kuenya teman-teman. 
Makasih buat 3 adekku-adekku tercinta. 
- Sri Hardyanti yang memberiku kerajinan tangan buatan sendiri yang dibuat berdasarkan nama pendekku yakni UNNY dan ternyata kado terakhir darinya, kado itu awalnya tidak diberi ke saya tepat dihari ulang tahunku, karena menurutnya masih ada yang perlu ia benahi dari kain itu, tetapi karena warnanya pink beberapa hari kemudian saya mengambilnya dan memajang di kamarku, ku katakan ke dia tidak usah diselesaikan karena sudah bagus. Lalu ia hanya tersenyum saja. Makasih Sriku. 
- Buat Nurul Annisa, makasih bingkai fotonya yang berhiaskan menara Eiffel Paris, suatu hari semoga bisa kesana, walau besar keinginanku ke Belanda tapi tak apa. Paris juga kota yang romantis menurut orang-orang. Maklum tidak ingin subjektif menilai tempat yang belum pernah dikunjungi. Berharap ke sana bersama pasangan hidup kelak. Aamiin. Buat adekku 
- Muh. Ilham Huseng makasih untuk biskuitnya, walau sempat kesal sendiri karena merasa iri lebih bagus kadonya nisa sampai-sampai dia nangis sendiri. Haha tapi lucu juga, makasih sudah membuatku merasa menjadi kakak yang begitu dicintai oleh kalian, perjuangan yang luar biasa untuk memberi kesan di hari ultahku, MAKASIH SAUDARA-SAUDARIKU
-
Momen yang tak bisa terlupakan pula ketika adekku Sri menunggu pengumuman kelulusan kuliahnya di salah satu PTN lalu ia menghampiriku, bersorak-sorak gembira karena lulus sesuai dengan pilihan jurusannya sendiri, luar biasa. Dia hebat, tapi sayangnya ia tak sampai sarjana. 
Momen ketika mulai persiapan hingga pementasan kelas SASINDO UNM 2012 dengan teater berjudul “Perempuan dalam Etalase” pengalaman yang menyenangkan dan mengharukan. Terima kasih sutradara dan para pemain sasindo dan seluruh pihak yang telah berjuang untuk suksesnya pementasan ini. TERIMA KASIH BANYAAAAAAK. 
-
Ada pula seseorang yang udah dibela-belain dibelikan kue untuk ultahnya malah dia mengabaikan kami dan berlalu begitu saja. Kami mengerti bahwa ada luka di masa lalu di hari ultahnya tapi seakan tak menghargai usaha kami. kan kami hanya ingin mengukir sedikit senyumnya walau tak utuh untuk bersama-sama berbahagia. Tapi saya tahu bahwa itu tidak akan terlupakan.
-
Kubuat sebuah puisi untuk salah satu sahabatku, semoga ia paham bahwa persahabatan terlalu berharga bahkan bila dibandingkan oleh sebuah puisi pun, kadang kata-kata indah pun tak dapat menjelaskan maupun memadatkannya tapi kau harus paham bahwa tidak semua orang merasa dan dirasakan atas keberadaan seorang sahabat. Mari merenung bersama!
-
Oktober. Semangat pemuda yang tak boleh usai. Harus terus digalakkan.. Pemuda yang memegang tanggung jawab bagi masa depan bangsa Indonesia. Jadilah pemuda terbaik untuk Indonesia. :)
 -
November. Bulan kesedihan, kepedihan dan kehilangan ketika kepergian adekku tercinta di tanggal 24 November 2014 sekitar pukul 06:00 WITA Sri Hardyanti yang lahir 27 desember 1996 telah kembali ke cinta yang sesungguh-sungguhnya. Yang Maha Kuasa. Allah SWT. Setelah ia berusaha melawan penyakitnya, dan dirawat di rumah sakit selama 6 hari,
“Untukmu dek, terlalu banyak kenangan yang engkau ukir, kau pasti tahu ketika aku menuliskan ini tak terasa air mata pun tidak bisa tertahankan, seakan tahun ini kebahagiaan sebesar apapun tertutupi oleh kesedihanku yang jauh lebih besar atas kepergianmu. Kau tahu dek semenjak engkau hadir di dunia bahkan hingga ajal memisahkan kita, saya selalu merasa orang yang paling terdekat denganmu. Selama pun kamu di rumah sakit, saya pun di rumah menjaga Nisa dan Ilham selalu susah tidur karena seperti merasakan pula kesakitanmu, kau tahu dek kata orang kita seperti anak kembar, dari kecil kita selalu kompak beli baju ataupun benda-benda lain yang warnanya sama ataupun jika modelnya berbeda namun pasti ada kesamaan dari apa yang kita beli. Selama hampir 18 tahun akupun tahu banyak hal yang engkau lewati, dan aku pun lewati. Aku memang menyadari setelah kepergianmu bahwa selama tahun ini kebanyakan momen kebersamaan kita dibarengi banyak tangisan entah pada saat engkau curhat ataupun saya yang curhat, rindu teramat dalam akan dirimu, dek. Kau tahu sahabat terbaik dalam hidupku adalah kamu, dek. Tidak ada satupun persoalanku yang tak lepas kucerita ke kamu, dek. Tapi saya sadar hidup ini memang hanya sementara, engkau hanya pergi duluan dari kami yang terlalu teramat mencintaimu, suatu saat kami yang akan menyusulmu. Entah esok, lusa, atau kapanpun itu, terserah pada kuasa Sang Maha Pencipta. Aku selalu mendoakanmu, dek. Baik-baik disana. Al-Fatihah. Aku janji akan melanjutkan hidupku, selalu ingat pesanmu untuk selalu kuat menghadapi hidup ini dan harus yakin bahwa ada orang-orang yang setia menemani dan mendampingi kita dalam hidup ini. Kita hanya harus belajar lebih memahami diri dan lingkungan kita."
Love you so much my sister.  Miss you.
-
Desember. Tahun kenangan. Terlalu banyak puing-puing kenangan yang merekah di bulan ini. Ada banyak hal yang kuingat tentang adekku tercinta setelah kepergiaannya ke haribaanNya terlebih bulan ini adalah bulan ultahnya kado terakhirku ke dia tahun lalu, buku Raditya Dika, dan dia suka, tahun ini dan tahun-tahun berikutnya doalah yang menjadi kado terindah untukmu, dek. Sempat pula serpihan masa lalu mencoba mengusik dan bertamu lagi tapi aku tak izinkan lagi hadir karena cukuplah kenangan yang mengabadikannya.
-
Perjalanan ke Soppeng dalam rangka penelitian banyak kenangan yang indah. Disana belajar mengenal kampungku sendiri. Soppeng lebih luas dari apa yang kubayangkan, berkeliling naik motor bersama teman-teman klpkku Mita, Kiki, Mage, Nunu, dan Anca membuatku sadar bahwa kita memang perlu banyak belajar, banyak melihat, mendengar, merasa, meresapi, dan membaca lingkungan kita agar mengetahui hal terkecil dari hal secuil pun untuk menemukan keindahan sesungguhnya. Belajar mengenal budaya berarti belajar mengenal diri sendiri. 
-
Momen menyenangkan dr pagi hingga sore meski dibasahi hujan yang terus mengguyur kota kami di rumahku bersama Tiwi, Dina, Mage, Nunu. Tepat tanggal 30 Desember 2014, kami berkumpul bersama sebab kampus sedang memanas jadi makan bareng di rumahku. Terima kasih kalian jadi bagian hidupku yang indah. 

Di malam menjelang tahun  baru aku membuat gelang dari karet berwarna merah putih, lambang warna bendera Indonesia. I Love Indonesia. Semoga semakin jaya dalam segala hal. Aamiin. 
Terima kasih semua sahabat dan teman-teman kecil, SD, SMP, SMA, Kuliah telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupku selama ini. 
Malam menjelang tahun baru ini tak sanggup rasanya melihat petasan di langit malam yang temaram di luar sana. Sebab aku belum terbiasa melihatnya tanpamu dek. Mungkin saya hanya butuh waktu dan membiasakan diri. Tapi tetap semangat dengan sejuta harapan di tahun yang akan datang
-
Banyak harapan yang ingin kusemai selama tahun 2015 ke depan, tapi yang terutama semoga semua akan jauh lebih baik dalam segala hal. Aamiin.
SELAMAT TINGGAL KENANGAN 2014
SELAMAT DATANG HARAPAN 2015
Oleh: Nurzulasnih
Makassar, 31 Desember 2014
 Di ruang keluarga rumahku