Tepatnya Sabtu 13 Juli 2013, saya mengikuti acara
peluncuran diskusi buku WASIAT Cinta di Gedung Graha Pena Lt. 4 Pukul
15:30-18:00 di jadwal walaupun agak ngaret mulainya dan agak ngaret selesainya,
walaupun saya dan Dina sih yang ngaret sampainya, hehe. Perjuangan untuk sampai
di tempat itu, nyaris saja tak jadi, sebab hujan tengah datang membasahi bumi
yang kujejaki, bersama teman kampus ku Dina Muhriani misinya dia sih lain
daripada diriku datang ke acara ini, kalo Dina sih tujuannya datang menghormati
undangan seseorang yang spesial, ahahaha, kalo saya sih jelas mau kesana untuk
kepentingan ingin tahu seperti apa karya penyair Makassar dan terkesan dengan
salah satu dosen saya, haha, benar saja ilmu yang dia punya memang hebat,
sehingga ilmunya bisa aku bawa pulang.
Gambar 1.Pembicara yang tampil di acara itu, Badaruddin Amir,
Muhary Wahyu Nurba, Dr. Ahyar Anwar, dan Hendragunawan S. Thayf
Sungguh pengalaman yang sangat tak terlupakan, liat
saja buku Wasiat Cinta, buku kumpulan puisi, yang dihasilkan dengan memberi
wasiat bagi pembacanya, sangat terkesan, belum selesai melahap buku ini, tetapi
sudah terkesan dengan berbagai bait-bait puisi beberapa penulis, kagum. wahh
benar saja. Apalagi acara ini diselenggarakan ketika bulan puasa, ehh tak
menyangka ternyata panitia menyediakan lahapan untuk berbuka puasa, padahal
saya dan Dina sudah siap uang untuk membeli makanan, saya pikir saya akan
keluar ke tempat makan untuk berbuka, ternyata salah kaprah, apalagi acara ini
gratis. Wah menyesal deh yang tidak datang.
Gambar 2. Buku Wasiat Cinta berisi karya Mimbar
Penyair Makassar.
Cerita keseruan lainnya ketika Dina membeli salah satu
buku Wasiat Cinta untuk teman saya yang memesan buku padanya, harga asli buku
itu 80 ribu, tetapi di acara itu diskon 25% jadi harganya tinggal 60 ribu, ehh
uangnya Dina 100 ribu, kak Muhary waktu itu tidak ada uang kecil, sambil teriak-teriak
ke orang-orang lain nanya ada yg punya uang kecil, ehh saat itu lagi nunggu
uang kembalian malah Kak Muhary malah nawarin sy juga jadi 2 buku 100 ribu, yah
tanpa rencana sy beli deh buku itu, gara-gara ndag ada uang kecil, meski harus
gila sendiri beli buku yang tak direncanakan harus dibeli, eh melayanglah uang
50 ribu, yah itu sekedar penyesalan sejenak saja,tapi setelah menengok isi
bukunya, wah bukunya seperti menghipnotisku untuk membacanya, apalagi isinya
memang membawa pada kesan-kesan yang berbeda seperti judulnya memberi wasiat
cinta untuk penikmat buku ini apalagi yang sedang menjelajahi dunia cinta yang
pasti bukan saya tetapi yah bisa dibilang Dina lah yang sedang menjelajahinya.
Kembali lagi, setelah buku itu ada di genggaman saya, eh Dina
dengan meminta saya untuk minta tanda tangan salah seorang penulis idolanya,
haha, eh malah buku ku yg jd korban, kacau banget kejadian itu, sampai beberapa
menit,baru bisa negur itu penulis, karena Dina malu-malu, terlebih saya yg tak
punya kepentingan apapun, sedikit kenangan ia simpan di bukuku yah terspesial
untuk Dina, meski hanya tulisan2 yang saya tahu Dina mengharapkannya,, hahah
dina itu salah sendiri, tak apa Dina yg penting kenangan itu akan
mengingatkanku padamu, suatu hari nanti saya dan Dina ketika bertemu lagi.
Tentu hanya saya dan Dina yg merasakan situasi itu, terlebih lagi harus duduk
di depan seperti tamu VVIP saja, haha padahal saya dan Dina bukan siapa-siapa,
gara-gara disilakan duduk di depan oleh dosen saya sekaligus pembicara di acara
itu ketika baru saja tiba mencari tempat duduk, jadi yah malu-malu sendiri.
Meski begitu wah acara yg takkan terlupa, dan memberi kenangan terindah
terutama buat Dina, buktinya sampai-sampai repot-repot berterima kasih ke saya
lewat grup sasindo UNM 2012. yah terima kasih kembali dari saya.
Gambar 3.Tampak saya berjilbab merah bermotif batik
tengah serius mendengar penjelasan pembicara, dan Dina di sebelah kananku
memakai jilbab merah dengan bros bunga-bunga, entah bunga itu simbol apa,
mungkin dia lagi berbunga-bunga, tapi satu hal saya yakini Dina kesal karena
ada foto seseorang yang tak nampak wajahnya, tak apa yg penting Dina sudah
bertemu orangnya langsung dan tentu sempat menegurnya, hehehe. beberapa penulis
muda hadir di acara itu, dan tamu-tamu yang datang.
Jangan tanyakan lagi kesanku terhadap momen itu, karena aku
langsung saja dapat mengatakan keriangan yang hadir di dalamnya, tentu saja
Dina jauh lebih memahaminya. Aku bisa menangkap dari sorot matanya. Hahahaha
Makassar, Senin 15 Juli 2013
Pukul 9:20
selesai aku menulis kisah ini
*Ditulis di
ruang tamu rumahku sembari menikmati rintik-rintik hujan
mengisi
waktuku yang tengah berpuasa.



edit .. nama harus disensor ;p
ReplyDelete