Friday, 15 November 2013

Menulis

Pramoedya Ananta Toer yang merupakan seorang sastrawan Indonesia menyatakan bahwa,
“Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
Selayaknyalah perlu kita merenung sejenak bahkan sedalam-dalamnya memikirkan maksud dari penyataan dari Pram ini betapa pentingnya menulis itu di dalam eksistensi diri kita di dalam kehidupan ini.
Menulis adalah kata yang tidak asing lagi bagi sebagian orang bahkan semua orang di dunia ini yang telah mengenal baca dan tulis yang tentu tahu menulis itu apa. Menulis merupakan pengungkapan gagasan dari pikiran kita tentang sesuatu hal yang dituangkan dalam sebuah tulisan Namun yang menjadi hal yang perlu menjadi sorotan apakah setiap dari kita sudah menjadikan menulis sebagai sebuah kegiatan yang rutin? Benar saja tidak semua orang bersedia melakukannya, terlebih dengan segala rutinitas yang dianggap jauh lebih penting dibandingkan menulis itu sendiri. Saya pun tak menampik hal itu, ketika kita berusaha mencoba memulai menulis berbagai faktor dapat menghalangi kita untuk menuangkan gagasan kita dalam menulis seperti malas, tugas yang harus diselesaikan, hiburan-hiburan yang telah tersedia di era globalisasi ini dan berbagai hal lain yang menghalangi kita memulai dengan satu kata bahkan satu huruf pun belum tentu berminat untuk memulai menulis.
Namun perlu kita pula kembali berpikir bahwa menulis semestinya tidak menjadi asing bagi kita, pikirkanlah makna kalimat yang diucapkan oleh Pram di atas bahwa yang tidak menulis akan hilang dari sejarah. Nah betapa kata-kata itu justru menjiwai kehidupan Pram, ketika ia sudah tidak lagi menjejaki kehidupan ini, namun tulisan-tulisannya tetap dibaca oleh masyarakat hingga saat ini. Coba bayangkan saja seandainya Pram tidak menuliskan apapun, Apakah kita akan tahu siapa dia? Apakah kita akan mengenal jauh lebih banyak tentang dirinya melalui tulisannya?
Pada kenyataannya tak bisa dipungkiri bahwa tulisan itu abadi, meski kita suatu saat tak lagi bernafas, tak lagi dapat menikmati indahnya dunia ini, tapi dengan menghasilkan tulisan justru penulis-penulis seakan tak pernah mati seakan hidup dengan utuh melalui tulisan-tulisannya. Adapula penyataan dari Pram bahwa “Menulis adalah sebuah keberanian…” dari kalimat ini tentu menulis bukanlah sesuatu hal yang sederhana, tapi kegiatan yang memang memerlukan keberanian, kemauan untuk memulainya.
Selain sebagai sebuah eksistensi diri di tengah masyarakat melalui penulis, maka Cobalah rasakan sendiri kepuasan diri ketika apa yang kita rasa, apa yang kita dengar, apa yang kita alami, apa yang kita lihat itu kita tuliskan, tentu berbagai gagasan itu tidak menjadi suatu yang sia-sia sebagai sebuah peristiwa yang telah terjadi yang terkadang memori kita bahkan sudah lupa dengan jelas apa yang kita alami. Maka menulislah, rasakan kenikmatan itu sendiri! Namun ingatlah juga bahwa kita (saya dan kamu) yang berminat menulis bahwa dalam hal menulis tentu dahuluilah dengan banyak membaca, itu pula PR bagi saya sendiri. Semoga kita bisa sama-sama merenungkannya dan tentu bertindak nyata.
Biarlah dunia mengenal kita tanpa perlu berjabat tangan dengan kita secara langsung, tetapi justru mendekap tulus diri kita melalui tulisan-tulisan kita. Tentu juga jangan lupa pada kalimat yang baik ini, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”, maka menulislah suatu tulisan yang dapat bermanfaat bagi orang lain.
MEMBACA, MEMBACA, MEMBACA dan MENULISLAH!


No comments:

Post a Comment